Salah satu alumni MTs. Roudlotusysyubban yang sudah sukses di berbagai daerah

Posted by On 1:33 AM



Semarang (ANTARA) - “Bertepatan dengan Hari Guru Nasional 2022 , kami diminta mengumpulkan naskah video praktik baik pembelajaran untuk program Apresiasi Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Inspiratif. Saya sama sekali tidak menyangka kalau akan terpilih untuk mendapatkan apresiasi,” ungkap Aftriana Kholifa, guru SD Islam Tunas Harapan, Semarang, Jawa Tengah.


Aftri berhasil mendapatkan penghargaan urutan ketiga sebagai peserta terbaik kategori guru SD inspiratif setelah bersaing dengan ribuan guru lainnya dari seluruh Indonesia.

Ia mengatakan penghargaan yang ia dapatkan dari Kemendikbud ini adalah bentuk apresiasi terhadap praktik baik pembelajaran berdiferensiasi yang ia lakukan di dalam kelas.

Pembelajaran berdiferensiasi merupakan proses belajar mengajar yang fokus kepada kebutuhan belajar peserta didik terutama dalam minat, kemampuan, kompetensi awal, dan profil belajar.

Aftri melihat setiap peserta didik berbeda satu dengan yang lainnya, sehingga ia berinisiatif untuk mengimplementasikan dan mempraktikkan pembelajaran berdiferensiasi.

Contohnya saat Aftri mengajar materi daya dan gerak. Sebelum memulai proses pembelajaran, ia melakukan asesmen kemampuan awal siswa untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik pada awal pembelajaran mengenai materi tersebut.

Berpijak dari hasil asesmen, Aftri mulai mendesain strategi pembelajaran berdiferensiasi. Selain asesmen, di sela-sela pembelajaran ia juga mengamati para peserta didik untuk mengetahui profil belajar dan minat mereka.

Aftri memutuskan untuk menerapkan tiga tahap pendekatan dengan pembelajaran berdiferensiasi, yaitu konten, proses, dan produk.

Pada aspek konten berupa LKPD atau Lembar Kerja Peserta Didik yang diberikan kepada murid-murid. LKPD tersebut memiliki isi yang disesuaikan dengan profil belajar setiap murid.

Pada aspek proses dilakukan penerapan pembelajaran berdiferensiasi dalam kegiatan belajar mengajar. Sebagai contoh untuk peserta didik yang senang bergerak, maka diberikan proses pembelajaran yang melibatkan aktivitas fisik.

Aspek terakhir, yaitu produk hasil dari kegiatan pembelajaran. Para peserta didik diminta untuk menyampaikan pemahaman mereka tentang materi yang telah dipelajari.

Aftri mempersilakan peserta didik menggunakan format yang sesuai profil belajar masing-masing. Praktik pembelajaran Aftri menghasilkan beragam bentuk produk sesuai dengan minat masing-masing murid, seperti tulisan tangan, hasil gambar, video praktik, dan dokumentasi foto.

“Semua murid sangat senang karena dapat belajar sesuai dengan minat mereka. Semua antusias sampai kelas jadi heboh. Rame sekali,” kata Aftri.

Proses dan produk pembelajaran didokumentasikan dan dirangkum ke dalam video berdurasi 10 menit, kemudian diunggah ke YouTube dan PMM atau Platform Merdeka Mengajar.

Video tersebut menjadi submisi Aftri untuk apresiasi guru dan tenaga kependidikan inspiratif tahun 2022. Di sanalah Aftri mempresentasikan hasil pembelajaran tersebut.

Aftri juga seorang guru yang pernah mendapatkan pelatihan Program PINTAR Tanoto Foundation. Ia berkata bahwa pelatihan yang ia lalui sangat bermanfaat. Ia mendapatkan banyak pengalaman serta komunitas baru. 

"Mau tidak mau guru itu harus adaptif terhadap perkembangan zaman. Apalagi sekarang teknologi semakin maju. Jadi, kita harus mengikuti perkembangan. Kita harus menyesuaikannya untuk pembelajaran di kelas, tidak harus selalu ceramah seperti zaman dulu," katanya.

Sumber copas: https://jateng.antaranews.com/berita/481395/pembelajaran-berbasis-proyek-dan-youtube-antarkan-zulfa-raih-juara-1

Next
« Prev Post
Previous
Next Post »